Skip to content
Catch Themes Logo

Catch Themes

Premium Responsive WordPress Themes with advanced functionality and awesome support. Simple, Clean and Lightweight Responsive WordPress Themes

  • Home
  • Buy Themes
  • Buy Plugins
  • Features
  • Hosting
  • Support
  • Blog
  • My Account

pocawi8675

Support Forum
  • Profile
  • Topics Started
  • Replies Created
  • Engagements
  • Favorites

@pocawi8675

Profile

Registered: 2 weeks, 2 days ago

Cerita sex aku selingkuh dengan kakak iparku – sebelumnya setelah ada kejadian Nikmati Istri Pak Lurah Ampe Crot Di dalam, sekarang ada narasi Bercinta Dengan Mama Mertua Waktu Istri Pergi. selamat membaca serta nikmati hidangan teristimewa bacaan narasi dewasa teranyar seks bermotif yang hot dan ditanggung dahsyat menaikkan hasrat birahi sex ngentot. Kenalkan dahulu namaku Evan. Telah seminggu ini saya ada di dalam rumah sendirian. Istriku Laras, lagi ditugaskan dari kantor tempatnya bekerja buat mengikut satu training yang dilakukan di kota lain waktu dua minggu. Terang-terangan saja saya jadi kesepian pula rasa-rasanya. Bila pengin tidur rasa-rasanya kok aneh pula, kok sendirian dan sepi, meskipun sebenarnya umumnya ada istri di sisiku. Betul-betul perkimpoian kami belum diberikan anak. Mahfum anyar satu tahun berjalan. Sebab sendirian itu, serta mahfum sebab otak laki laki, pemikirannya jadi kemana saja. Saya terpikir kejadian yang saya alami dengan mama mertuaku. Mama mertuaku memanglah bukan ibu kandungan istriku, sebab ibu kandungan Laras udah wafat. Ayah mertuaku selanjutnya kimpoi kembali dengan mama mertuaku yang waktu ini serta bertepatan tidak miliki anak. Mama mertuaku ini umurnya kurang lebih 40 tahun, parasnya ayu dan badannya sungguh-sungguh sintal serta padat sesuai wanita idamanku. Buah dadanya besar sesuai sama pinggulnya. Demikian pula pantatnya bahenol sekali. Saya kerap mengandaikan mama mertuaku itu kalaupun lagi terlentang nyata vaginanya membusung ke atas terhambat pantatnya yang besar itu. Hemm, benar-benar menggiurkan. Momen itu berlangsung di waktu malam 2 hari saat sebelum hari perkawinanku dengan Laras. Masa itu saya duduk berdua di kamar keluarga sekalian mengulas penyiapan perkimpoianku. Tiba-tiba lampu mati. Dalam kegelapan itu, mama mertuaku (saat itu masih calon) berdiri, saya berpikir akan cari lilin, tapi malahan mama mertuaku merengkuh serta menciumi pipi serta bibirku secara lembut dan mesra. Saya terkejut dan melongo sebab saya tak menduga sekali-kali diciumi oleh calon mama mertuaku yang elok itu. Hari-hari selanjutnya saya punya sikap pada umumnya, demikian pula mama mertuaku. Di masa-masa saya duduk berdua sama dia, saya kerap berkemauan kuat melihat mama mertuaku lama-kelamaan, dan ia umumnya tersenyum manis dan berbicara, "Apaa..?, sudah-sudah, mama jadi malu". Terang-terangan saja saya sebetulnya rindukan supaya bisa bermesraan dengan mama mertuaku itu. Saya kadang sangatlah berasa bersalah dengan Laras istriku serta ayahku mertua yang murah hati. Kadang saya begitu kurang ajar mengandaikan mama mertuaku dicabuli ayah mertuaku, saya renungkan kemaluan ayah mertuaku masuk keluar vagina mama mertuaku, Ooh alangkah…! Tapi saya terus menyimpan hormat ke ayah serta mama mertuaku. Mama mertuaku sayang sama kami, walau Laras merupakan anak tirinya. Pagi-pagi hari seterusnya, saya ditelepon mama mertuaku, mohon supaya sore harinya saya bisa mengirimkan mama melihat saudara yang tengah ada di dalam rumah sakit, sebab ayah mertuaku sedang ke kota lain buat masalah usaha. Saya sich sepakat saja. Sore harinya kami jadi ke rumah sakit, dan pulang telah sesudah maghrib. Pada umumnya saya senantiasa punya sikap santun serta hormat di mama mertuaku. Dalam perjalan pulang itu, saya bertekad menanyakan, "Ma, ngapain sich dahulu mama kok cium Evan?". "Aah, kamu ini kok masih diingat pula siih", jawab mamaku sembari memandangku. "Terang dong maa…, Kan asyiik", kataku memikat. "Naah, lebih kurang ajar thoo, Ingat Laras lho…, Kelak terdengaran ayahmu dapat juga gempar". "Tapii, sesungguhnya mengapa siih ma…, Evan jadi ingin tahu lho". "Aah, ini anak kok tidak ingin diem siih, Tetapi eeh…, anu…, Van, sesungguhnya kala itu, waktu kita jagongan itu, mama tonton cakepgmu itu kok tampan sekali. Hidungmu, bibirmu, matamu yang cukup kurang ajar itu kok bikin mama jadi gemes sekali deeh sama kamu. Maka itu waktu lampu mati itu, tidak tahu setan dari lokasi mana, mama jadi ingin sekali menciummu dan merengkuhmu. saat akau menonton GudangBokepOnline Mamaku sesungguhnya jadi malu sekali. Mama jenis apa saya ini, saat saksikan menantunya sendiri kok blingsatan". "Barangkali, setannya ya Evan ini Ma…, Sekarang ini setannya itu pula deg-degan jika tonton mama mertuanya. Mama bisa yakin bisa tak, kadang bila Evan kembali sama Laras, jadi bayangin Mama lho. Benar-benar nih. Sumpah dech. Kalaupun Mama pernah bayangin Evan tidak kalaupun kembali sama Bapak", saya makin berani. "aah tidak tahu ah…, udaah…, udaah…, kelak jika keterusan kan tidak baik. Berhati-hati kemudinya. Kelak jika nabrak-nabrak dikiranya nyetir sembari doian ama mama mertuanya. Nyata mama yang disalahin orang, Disangkanya yang tua niih yang ngebet", tuturnya. "Meskipun sebenarnya kekeduanya ngebet lo Ma. Ma, maafin Evan deeh. Evan menjadi pengiin sekali sama mama lho…, Bagaimana niih, miliki Evan sakit tercepit celana nihh", saya semakin berani. "Aduuh, gak boleh begitu dong. Mama jadi sulit nih. Tetapi jujur saja van.., Mama jadi seperti orang jatuh hati sama kamu.., Jika telah berikut ini, sudah naik seperti ini, mama jadi ingin ngeloni kamu Van…, Van kita cepat pulang saja yaa…, Kelak diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh kembali kosong khan…, Namun Van minggir sesaat Van, mama mau cium kamu di sini", kata mama dengan nada bergetar. ooh saya jadi berdebar sekali. Kemungkinan tergoda pun sebab saya udah 1 minggu tidak bersetubuh dengan istriku. Saya jadi hasrat sekali. Saya minggir di area yang lumayan gelap. Sebetulnya kaca mobilku juga gelap, hingga tidak takut kedapatan orang. Saya serta mama mertuaku berpelukan, berciuman secara halus penuh kangen. Betul-betul, sampai kini kami sama sama rindukan. "eehhm…, mama rindu sekali van", bisik mama mertuaku. "Evan pula maa", bisikku. "van…, telah dahulu Van…, eehmm sudah dahulu", napas kami mengincar. "Marilah jalan lagi…, Berhati-hati yaa", kata mama mertuaku. "Ma penisku tercepit niih…, Sakit", kataku. "iich anak nakal", Pahaku dicubitnya. "Okey…, membuka dahulu ritsluitingnya", tukasnya. Cepat saya membuka celanaku, saya turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang sekali. Tangan kiri mama, saya bimbing buat menggenggam penisku. "Aduuh Van. Gede sekali pelirmu…, Agar mama pegangin, Marilah jalan. Berhati-hati sopirnya". Saya tambahkan persneling satu, serta mobil melesat pulang. Penisku dipegangi mama mertuaku, jempolnya mengelus-elus kepala penisku secara halus. Aduuh, gelii… sangatlah nikmat. Mobil berjalan tenang, kami diam diri, tapi tangan mama lagi memijat serta mengelus-elus penisku secara lembut. Sampai di rumahku, saya turun buka pintu, dan masuk langsung garasi. Garasi saya tutup kembali lagi. Kami bergandengan tangan masuk di ruangan tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kangen. Keadaan demikian hening serta romantis, kami berangkulan kembali, berciuman kembali, kian menggebu-gebu. Kami tumpahkan kangen kami. Saya ciumi mama mertuaku dengan penuh hasrat. Saya rogoh buah dadanya yang terus saya pikirkan, aduuh serius besar serta halus. "Ma, Evan rindu sekali Maa…, Evan rindu sekali". "Aduuh Van, mama juga…, Peluklah mama Van, peluklah mama" nafasnya kian mengincar. Matanya terpejam, saya ciumi matanya, pipinya, saya lumat bibirnya, dan lidahku saya masukan ke mulutnya. Mama cukup terkejut dan buka matanya. Setelah itu dengan serentak lidahku dihisapnya dengan penuh hasrat. "Eehhmm.., Van, mama tidak pernah kecupan seperti ini…, Kembali Van masukan lidahmu ke mulut mama" Mama mendorongku lambat, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya kembali diriku dan berbisik, "Van, bawa Mama ke kamar…, Tambah enak di kamar, tak boleh di tempat ini". Dengan rangkulan kami masuk di kamar tengah yang kosong. Saya terasa tak sedap dalam tempat tidur kami. Saya terasa tak nikmat dengan Laras seandainya kami pakai tempat tidur di kamar kami. "Ma kita gunakan kamar tengah saja yaa". "Okey, Van. Saya tidak sedap gunakan kamar tidurmu. Lebih bebas di kamar ini", kata mama mertuaku penuh artian. Saya remas pantatnya yang bahenol. "iich.., fundamen anak nakal", mama mertuaku merengut manja. Kami duduk pada tempat tidur, sembari beciuman saya membuka baju mama mertuaku. Saya benar-benar terpukau dengan kulit mamaku yang putih bersih serta mulus dengan buah dadanya yang besar menggantung elok. Mama saya rebahkan dalam tempat tidur. Celana dalamnya saya pelorotkan dan saya pelorotkan dari kakinya yang bagus. Satu kali lagi saya terpukau memandang vagina mama mertuaku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Seperti saya mengandaikan sekian lama ini, vagina mama mertuaku betul mencolok ke atas terhalang pantatnya yang besar. Saya tak tahan kembali melihat kecantikan mama mertuaku terlentang di depanku. Saya membuka bajuku serta penisku telah serius tegak prima. Mama mertuaku memandangku tanpa berkedip. Kami sama sama rindukan kebersama-samaan ini. Saya tiduran miring dari sisi mama mertuaku. Saya ciumi, kuraba, kuelus seluruhnya, dari bibirnya hingga sampai pahanya yang mulus. Saya remas halus buah dadanya, kuelus perutnya, vaginanya, klitorisnya saya main-mainkan. Liangnya vaginanya udah basah. Jariku saya basahi dengan cairan vagina mama mertuaku, dan saya gosokkan halus di clitorisnya. Mama menggeliang kenikmatan dan mendesis-desis. Sesaat peliku digenggam mama serta dielus-elusnya. Kangen kami sejauh ini telah menyudutkan untuk ditumpahkan serta diselesaikan malam hari ini. Mama menggelinjang-geliat, meremas-remas kepalaku serta rambutku, mengelus punggungku, pantatku, serta selanjutnya menggenggam penisku yang udah bersiap-siap masuk ke dalam liang vagina mama mertuaku. "Maa, saya kaangen sekali Maa…, Evan kanget banget…, Evan anak nakal ma..", bisikku. "Van…, mama juga. sshh…, masukin Van…, masukin sekarang…, Mama telah pengiin sekali Van, Vanm…", bisik mamaku tersengal-sengal. Saya naik ke atas mama mertuaku bertelakn pada siku serta lututku. Tangan kananku mengelus parasnya, pipinya, hidungnya serta bibir mama mertuaku. Kami berpandangan. Berpandangan amat mesra. Penisku dibimbingnya masuk ke dalam liang vaginanya yang udah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Tangan kirinya menggenggam pantatku, menghimpit turun sedikit serta membebaskan dorongannya memberinya perintah penisku. Kaki mama mertuaku dikangkangnya lebar-lebar, dan saya sudahlah tidak sabar kembali buat masuk dalam vagina mama mertuaku. Kepala penisku mulai masuk, tambah dalam, kian dalam serta pada akhirnya masuk segalanya sampai ke pangkalnya. Saya mulai naik turun secara teratur, masuk keluar, keluar masuk ke vagina yang basah dan licin. Aduuh enaak, enaak sekali. "Masukan separuh saja Van. Masuk keluarkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali". Gairah kami kian menggebu-gebu. Saya bertambah cepat, makin memompa penisku ke vagina mama mertuaku. "Maa, Evan masuk semuanya, masuk semuanya maa" "Iyaa Van, enaak sekali. Pelirmu ngganjel sekali. Gede sekali rasane. Mama marem sekali" kami mendesis-desis, menggeliang-geliat, melenguh penuh kesenangan. Saat itu kakinya baru saja mengangkang saat ini dirapatkan. Aduuh, vaginanya tebal sekali. Saya sedikitnya tahan kembali jika telah ini. Saya kian ngotot mencabuli mama mertuaku, mencoblos vagina mama mertuaku yang licin, yang tebal, yang sempit (lantaran udah kontraksi ingin pucuk). Bunyinya kecepak-kecepok bikin saya kian bergairah. Aduuh, saya udah tak tahan kembali. "Maa Evan pengen keluaar maa…, Aduuh maa.., enaak bangeet". "ssh…, hiiya Van, keluariin Van, keluarin". "Mama pun pengen muncaak, pengin muncaak…, Vanm, Vanm, Teruss Vanm", Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami berhenti. Penisku saya pencet kuat-kuat ke dalam vagina mama mertuaku. Pangkal penisku berdenyut. menyemprotlah udah spermaku ke vagina mama mertuaku. Kami bersama nikmati pucuk persetubuhan kami. Kangen, kemelut kami tumpah udah. Rasa-rasanya lemas sekali. Napas barusan nyaris terputus makin jadi menurun. Saya angkat tubuhku. Dapat saya cabut penisku yang telah menancap dari dalam liang vaginanya, namun ditahan mama mertuaku. "Agar di dahulu Van…, Mari miring, kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa' orang ditindih sekerasnya", tuturnya sembari menekan hidungku. Kami miring, bertatapan, Mama mertuaku menekan hidungku kembali, "Fundamen anak kurang ajar…, Berani sama mamanya.., Zaman mamanya dinaikin, Namun Van…, mama nikmat sekali, ‘marem' sekali. Mama tidak pernah merasai sesuai ini". "Maa, Evan maa. Barangkali lantaran curian ini ya maa, bukan punyanya…, Miliki bapaknya kok dikonsumsi. Mama , mempunyai anakya kok ya dikonsumsi, diminum", kataku merayunya. "Huush, fundamen anak nakal.., Mari dilepaskan Van.., Aduuh acak-acakan niih Spermamu di tumpah di sprei, Keringatmu pula basahi tetek mama niih". "Maa, malam hari ini mama gak mesti pulang. Saya ingin dikelonin mama ini malam. Saya ingin diteteki hingga pagi", kataku. "Ooh gak boleh cah bagus…, kalaupun dituruti Mama pula pengennya demikian. Namun jangan demikian. Kalaupun diketahui orang dapat heboh deeh", jawab mamaku. "Tetapi maa, Evan rasa-rasanya emoh pisah sama mama". "Hiyya, mama tahu, namun kita harus gunakan otak dong. Toh, mama tidak kabur.., malahan bila kita tak berhati-hati, seluruhnya dapat buyar dech". Kami sama sama berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, berciuman kembali penuh kehalusan. website StreamingBokepOnline terviral Tanpa ujaran yang keluar, tidak bisa direalisasikan dalam ujaran. Kami sama sama mencintai, di antara mama serta anak, di antara seorang pria serta seorang wanita, kami ikhlas mencintai kedua-duanya. Malam itu kami mandi bersama, sama-sama menyabuni, menggosok, meraba serta membelai. Penisku dicuci oleh mama mertuaku, hingga sampai tegak kembali. "Sudaah, sudaah, tak boleh nekad saja. Mari kelak terburu malam". Malam itu benar-benar begitu terkesan dalam hidupku. Hari-hari seterusnya berjalan normal seperti kebanyakan. Kami sama sama mengontrol diri. Kami menumpahkan kangen kami cuma seandainya serius aman. Namun kami banyak peluang utk sekedar berciuman serta membelai. Kadang dengan berpandangan mata saja kami udah mengalirkan kangen kami. Kami makin sabar, semakain dewasa dalam jaga pertalian cinta-kasih kami.

Website: https://vws.vektor-inc.co.jp/forums/users/22422


Forums

Topics Started: 0

Replies Created: 0

Forum Role: Participant

Support Forum Instructions

Use the search box below to search for your answer and also check out theme instructions at Theme Instructions before posting question here.

When you post in your question, please don't forget to post in your site URL. If you have issue in posting question here in forum then check out screencast from our YouTube channel.

Search Forums

Popular Themes

Photofocus Pro

Buy Now

Bold Photography Pro

Buy Now

Catch Fullscreen Pro

Buy Now

Fotografie Pro

Buy Now

Rock Star Pro

Buy Now

Catch Responsive Pro

Buy Now
Hire a Customizer

Recent Topics

  • How to turn off featured image only for services
  • Section Sorder, drag function stopped working
  • Slider title issue after WordPress update to 5.6
  • i have 2 problem
  • Selection Sorting
  • Change Font Colour of Blog Comments
  • Post Type Archive – Services
  • submenu link color
  • Page title on generated news / blog / messages
  • Excerpt Options
  • Video Issues On Mobile Display
  • Issue with featured image on “Testimonial” page
  • adding the widgets to the primary sidebar on search result page
  • Color mobile menu
  • increase content width on mobile device
  • Alternate Background Color not being applied
  • Less space under HeaderMedia on homepage
  • Centre Gallery Images
  • Menu Customize
  • “data-vocabluary.org” breadcrumb issue
  • Cover Options / Homepage
  • Podcast ready?
  • Can someone help with my theme upgrade, please?
  • How can I change the background color “behind” the blocks?
  • Adding custom social link icons to repalce the default “link” icon
  • Social Media Links
  • Euphony pro menu icons
  • Changing my page to a post
  • Page Layout
  • Setting different Header Image to different pages

Popular Tags

background blog catch box catch everest category child theme Color comments css Excerpt featured content featured image featured slider font footer header header image Home Page homepage image images layout logo menu mobile navigation padding page portfolio post posts responsive search sidebar site title slider theme title translation update widget widgets width woocommerce wordpress

Featured Posts

  • 40+ Best Free Business WordPress Themes for 2020
  • 30+ Best Free WordPress Themes for 2020
  • 15+ Best Free Music WordPress Themes for 2020
  • Our Top 10+ Free and Premium Photography WordPress Themes Collection
  • Our Free and Premium Music WordPress Themes Collection
  • About Us
  • Contact Us
  • Join Our Team
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Scroll Up
  • Pinterest
  • Youtube
  • Instagram
© 2012 - 2021 Catch Themes: Premium WordPress Themes. All rights reserved.
We use cookies on our website to give you the most relevant experience by remembering your preferences and repeat visits. By clicking “Accept”, you consent to the use of ALL the cookies.
Cookie settingsGot it!
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled

Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.

Non-necessary

Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.